Siapkah
koperasi menghadapi globaisasi/ hal ini menjadi pertanyaan banyak masyarakat. Bicara
tentang globalisasi berate bicara tentang perubahan. Globalisasi ditandai dengan
adanya pergerakan uang, modal dan barang dengan bebas dan perlakuan terhadap
pelaku ekonomi sendiri dan asing ( luar negeri ) adalah sama. Sehingga era
globalisasi menjadi tantangan besar bagi masyarakat pemerintah dan pastinya
dunia usaha. Kita tidak dapat menolak kehadiran globalisasi di tengah – tengah para
pelaku ekonomi yang juga berasal dari masyarakat. Yang bisa kita lakukan adalah
mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi.
Seperti kita ketahui kondisi
perkoperasian indonesia itu seperti apa dan kesiapan bagi koperasi itu sendiri
kurang dan mau tidak mau koperasi indonesia harus siap walaupun dapat di
katakan belum siap.Kita tau bahwa perkoperasian yang ada di negara kita ini
belum lah berjalan dengan baik masih jauh dari kata sempurna teori yang di
terapkan dalam koperasi memang lah menguntungkan bagi para anggotanya tentunya
namun yang menyedihkan banyak koperasi yang tidak berjalan sesuai dengan
keinginan.
Untuk itu kita perlu membenahi
koperasi kita untuk menjadi koperasi yang lebih baik dari yang sebelumnya agar
siap menghadapi era globalisasi yang begitu pesat karena apabila kita tidak
memperbaiki kondisi koperasi yang belum maksimal sehimgga nantinya mampu
bersaing dalam era globalisasi.
Apabila perkoperasian negara kita
ini tidak lah siap dalam era globalisasi akan di pastikan mengalami kemunduran
yang teramat sangat dan pasti akan memperburuk kondisi perekonomian yang ada di
negara kita ini mak dari itu perlu adanya persiapan yang matang agar koperasi
yang di negara kita ini mampu untuk bersaing dalam era globalisai karena
persaingan yang ada dalam era globalisasi tentunya sangat jauh berbeda karena
kita bersaing dengan segala penjuru wilayah bahkan dengan negara-negara asing
dan mau tidak mau kita harus dapat mengimbangi perekonomian yang ada dalam era
globalisasi yang nantinya kita harus hadapi.
Di era Globalisasi ini pastinya
koperasi lebih banyak mendapat tantangan demi mempertahankan kelangsungan
kegiatannya,Tetapi hal ini akan tidak menjadi sulit apabila koperasi selalu
mendapat dukungan dari anggota,masyarakat maupun pemerintah.Karena Keberadaan
beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat,
walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat
bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :
1. koperasi
dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan
kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud
dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan
pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan
pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau
lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan
peraturan. Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki
aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat dilihat
pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan dana yang relatif mudah
bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk
memperoleh dana dari bank. Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana
aspek geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati pelayanan dari
lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.
2. koperasi
telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat
telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan
lembaga lain. Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi
adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini dinilai
berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi masyarakat.
Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu diidentifikasikan mampu
memberi manfaat dan peran yang memang lebih baik dibandingkan dengan lembaga
usaha lain, demikian pula dengan Koperasi Kredit.
3. koperasi
menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai
telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada
berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan
kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.
Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan menjadi tidak menentu dengan tingkat
bunga yang sangat tinggi, loyalitas anggota Kopdit membuat anggota tersebut
tidak memindahkan dana yang ada di koperasi ke bank. Pertimbangannya adalah
bahwa keterkaitan dengan Kopdit telah berjalan lama, telah diketahui
kemampuannya melayani, merupakan organisasi ‘milik’ anggota, dan
ketidak-pastian dari dayatarik bunga bank. Berdasarkan ketiga kondisi diatas,
maka wujud peran yang diharapkan sebenarnya adalah agar koperasi dapat menjadi
organisasi milik anggota sekaligus mampu menjadi alternatif yang lebih baik
dibandingkan dengan lembaga lain. Jadi jelas terlihat bahwa Koperasi Indonesia
masih sangat penting walaupun harus menghadapi era globalisasi dimana semakin
banyak pesaing ekonomi yang bermunculan dari luar negeri dan walaupun seperti
itu, Koperasi masih sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia, selalu berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia.
Berikut ini
adalah ringkas langkah koperasi untuk menghadapi era-globalisasi:
- Dalam menjalankan usahanya,
pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif
anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan
aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap
koperasi berbeda-beda.
- Adanya efektifitas biaya transaksi
antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika
dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
- Kesungguhan kerja pengurus dan
karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus
koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
- Pemahaman pengurus dan anggota akan
jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan
prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal
itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama
departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami
secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
- Kegiatan koperasi bersinergi dengan
aktifitas usaha anggotanya.
- Koperasi produksi harus merubah
strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel
dengan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun mampu
setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus
globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi
koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri
bangsa dalam memajukan perekonomian.
Di satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara actor
– actor ekonomi dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa
pembatas, akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya
kesejahteraan umum semua. Dan sebaliknya kelompok anti global meyakini bahwa
liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang
lemah menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan structural Negara berkembang
atas Negara maju.
Maka dari itu hendaklah kita memajukan koperasi Indonesia dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat
dan keadilan dengan persaingan sehat, tingkat kreatifitas yang tinggi dan mampu
menghadapi era globalisasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar