Etika
merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandanganpandangan moral (Suseno, 1987). Menurut kamus besar bahasa
Indonesia (1995), etika ialah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Bisnis dapat menjadi sebuah profesi
etis apabila ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif (Keraf, 1998),
yang berarti untuk menciptakan bisnis sebagai sebuah profesi yang etis maka
dibutuhkan prinsipprinsip etis untuk berbisnis yang baik yang merupakan suatu
aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik
disertai dengan sebuah sistem pemerintahan yang adil dan efektif dalam
menegakkan aturan bisnis tersebut. Menurut Muslich (1998), mendefinisikan bahwa
etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang ideal dalam pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
ekonomi/sosial, dimana penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud
dan tujuan kegiatan bisnis.
Kode etik berkaitan
dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi, terdapat empat
prinsip di dalam etika profesi (Keraf, 1998) yaitu :
1. Prinsip tanggung
jawab
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip otonomi
4. Prinsip integritas
moral
Basis Teori Etika dan Egoism
1.
Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.Dua aliran etika teleologi :
·
Egoisme Etis
·
Utilitarianisme
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
2.
Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti
kewajiban.‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai
buruk’, deontologi menjawab:‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita
dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya
perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks
agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
3.
Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan
atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang
sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.
Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4.
Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan
bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik
EGOISME
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan
dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme
berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan
penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai
teman dekat. Istilah lainnya adalah “egois”. Lawan dari egoisme adalah
Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan
meningkatkan pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya
memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya –
intelektual, fisik, sosial dan lainnya. Egoisme ini tidak memandang kepedulian
terhadap orang lain maupun orang banyak pada umunya dan hanya memikirkan diri
sendiri
Egois ini memiliki rasa yang luar biasa dari
sentralitas dari ‘Aku adalah’:. Kualitas pribadi mereka Egotisme berarti
menempatkan diri pada inti dunia seseorang tanpa kepedulian terhadap orang
lain, termasuk yang dicintai atau dianggap sebagai “dekat,” dalam lain hal
kecuali yang ditetapkan oleh egois itu.
DAFTAR PUSTAKA
Widaryanti. Business Ethics and Accountant Professional
Ethics. Fokus Ekonomi
Vol. 2 No. 1
Juni 2007 : 1 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar